Sumbawa Barat, NTB – Dalam aksi unjuk rasa menuntut pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa, ribuan warga dari berbagai penjuru Pulau Sumbawa turun ke jalan dan memadati Simpang Ai Jati, Kecamatan Alas Barat, yang merupakan titik strategis di perbatasan wilayah Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa, pada Kamis (15/05/2025).
Menyikapi situasi tersebut, Kapolres Sumbawa Barat, AKBP Zulkarnain, S.I.K., bersama Kapolres Sumbawa memimpin langsung pengamanan aksi unjuk rasa terkait pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (PPS). Sebanyak 750 personel gabungan dikerahkan, terdiri dari anggota Polda NTB, Satuan Brimob, dan Polres.
Pengamanan difokuskan pada dua titik strategis, yakni Simpang Tugu Kemutar Telu di Poto Tano dan Simpang Ai Jati di Kecamatan Alas Barat, yang menjadi lokasi orasi massa sekaligus titik blokade jalan. Selain itu, pasukan juga disiagakan di area Pelabuhan Poto Tano guna mengamankan objek vital nasional tersebut.
Kedua Kapolres tampak turun langsung ke lapangan, memberikan arahan kepada personel untuk selalu mengedepankan profesionalisme, pendekatan humanis, dan menjadikan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama.
Massa aksi yang merupakan gabungan dari masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima, dan Bima Kota tidak hanya melakukan orasi bergantian, tetapi juga melakukan blokade total terhadap jalur strategis yang menghubungkan Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok.
Blokade jalan yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari mengakibatkan lumpuhnya arus transportasi dari dua arah. Kendaraan logistik, angkutan umum, hingga kendaraan pribadi tertahan selama berjam-jam tanpa kejelasan waktu pembukaan akses jalan.
Kapolres Sumbawa Barat, AKBP Zulkarnain, S.I.K., kepada awak media menyampaikan bahwa situasi secara umum masih aman dan terkendali. Ia menegaskan bahwa pihaknya tetap fokus pada pengamanan aksi unjuk rasa terkait pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa.
“Saya bersama Kapolres Sumbawa hadir untuk menjamin keamanan masyarakat dan kelancaran fasilitas publik,” tegasnya.
Aksi unjuk rasa berakhir sekitar pukul 19.00 WITA, setelah kedua Kapolres memberikan imbauan kepada koordinator lapangan dan massa bahwa kondisi sudah memasuki malam hari dan sesuai ketentuan, aksi harus diakhiri. Melalui komunikasi yang baik, massa akhirnya membubarkan diri secara tertib, dan jalur transportasi kembali dibuka dalam keadaan aman dan lancar.
Kapolres mendukung perjuangan masyarakat Pulau Sumbawa dalam Percepatan Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa, dengan tetap mengedepankan keamanan dan ketertiban agar situasi kamtibmas tetap aman dan kondusif.